Oleh: Aprizqi Adi Wibowo

Temuireng – Jatinom. Kelompok Tani Gemah Ripah 1 dan 2 Desa Temuireng, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten mengikuti workshop bertema “Pembuatan Biostimulan Asam Amino untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Pakan dan Sayur”.

Diinisiasi oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Slamet Riyadi Surakarta Kelompok 16 Desa Temuireng, kegiatan berlangsung pada Senin, 18 Agustus 2025 dan bertempat di rumah Supan, Kepala Dusun II Desa Temurieng sekaligus Ketua Kelompok Tani di wilayah tersebut.

Acara yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut dihadiri oleh 10 petani, yang berasal dari perwakilan kedua kelompok tani.

Workshop diawali dengan sosialisasi mengenai biostimulan, khususnya biostimulan berbasis asam amino. Dalam paparannya dijelaskan bahwa biostimulan merupakan zat yang berfungsi memberikan rangsangan bagi tanaman agar mampu tumbuh, berkembang, serta berproduksi lebih optimal. Asam amino di dalamnya berperan penting dalam mengaktifkan hormon dan enzim yang terlibat dalam metabolisme tanaman.

Menariknya, bahan-bahan untuk membuat biostimulan asam amino ini sangat mudah dijumpai di sekitar masyarakat. Beberapa di antaranya adalah telur, kulit nanas, daun pepaya, cuka, gula, dan bakteri.

Setelah sesi pemaparan materi, peserta diajak mengikuti praktik langsung pembuatan biostimulan asam amino, sehingga dapat memahami tidak hanya secara teori, tetapi juga pengaplikasian di lapangan.

Suasana workshop berlangsung aktif dan interaktif. Para petani tidak hanya memperhatikan proses pembuatan biostimulan, tetapi juga aktif berdiskusi dan menyampaikan berbagai kendala yang mereka hadapi dalam usaha tani, mulai dari masalah kesuburan tanah hingga serangan hama pada tanaman.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kelompok tani dapat memanfaatkan biostimulan asam amino sebagai salah satu inovasi untuk meningkatkan kesehatan tanaman serta hasil panen, baik pada tanaman pakan maupun sayur.

Workshop ini juga menjadi sarana pertukaran pengetahuan antara petani dan mahasiswa KKN, sehingga ke depan pertanian di Desa Temuireng dapat semakin produktif dan berkelanjutan. (red/**)