Oleh: Mohammad Aldi
Temuireng – Jatinom. Mohammad Aldi, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta bersama anggota kelompok 16 sukses mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi tentang praktik pertolongan pertama.
Program yang dilaksanakan pada Jum’at, 22 Agustus 2025 ini disasarkan untuk santri Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Nurul Qolbie di Masjid Baiturrahman, Desa Temuireng, Kecamatan Jatinom.
Selain diikuti oleh santri, acara yang berlangsung dari pukul 15.30 hingga 17.30 WIB ini diikuti oleh ustadz dan ustadzah TPQ tersebut. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman dasar mengenai pertolongan pertama pada kasus luka sayatan, luka bakar tingkat satu, dan luka akibat sengatan serangga.
Menurut Aldi, minimnya pengetahuan anak usia dini tentang pertolongan pertama menjadi masalah serius, termasuk di lingkungan TPQ. Padahal menurutnya keterampilan dasar ini sangat penting untuk mencegah kondisi darurat menjadi lebih parah sebelum bantuan medis tiba.
Kegiatan yang menjadi pengalaman baru bagi para santri TPQ Nurul Qolbie ini diharapkan dapat menambah keterampilan mereka.
Dalam sesi edukasi, peserta diajarkan cara membersihkan luka kecil, langkah – langkah menolong teman yang mengalami luka bakar, serta pentingnya segera meminta bantuan guru atau orang tua saat terjadi kecelakaan.
Disamping untuk keperluan tindakan medis perawatan awal dan sederhana, edukasi sejak usia dini dianggap penting untuk membentuk karakter anak yang sigap, peduli, dan mampu mengambil keputusan tepat dalam situasi darurat. Disamping itu, program ini diharapkan bisa menumbuhkan keberanian, dan tanggung jawab sejak dini, sehingga anak-anak tidak mudah panik saat menghadapi kejadian yang membutuhkan pertolongan cepat.
Menggunakan metode interaktif seperti simulasi sederhana atau permainan peran, kegiatan edukasi ini menjadi menyenangkan bagi para santri. Sehingga, santri dengan mudah menyerap materi yang disampaikan.
Melalui program ini, pengetahuan dasar yang diberikan tidak hanya bermanfaat bagi santri, tetapi juga dapat disebarkan kepada keluarga dan lingkungan sekitar, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih siaga dan peduli terhadap kesehatan.
Tidak hanya berhenti sebagai acara seremonial, program serupa diharapkan dapat dilaksanakan di lembaga pendidikan lain baik dalam bentuk formal maupun non formal. Dengan harapan semakin banyak anak yang terlatih untuk tanggap darurat, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat.
Pada akhir acara, Aldi berharap ilmu yang telah diberikan dapat terus diterapkan dan dikembangkan demi terciptanya lingkungan TPQ yang aman dan nyaman bagi santri. Kerja sama antara UNISRI, perangkat desa, dan tokoh masyarakat diharapkan terus berlanjut. (red/**)